Minggu, 07 Desember 2008

SMP N 4 NGANJUK GUDANGNYA PRESTASI

Nganjuk Raih Juara Umum. Pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional tingkat Jawa Timur di Surabaya baru-baru ini, regu asal SMP Negeri 4 Nganjuk, mampu meraih prestasi besar. Siswa binaan Bambang Suharto dan Dyah Anik dibantu Kokok Wijanarko ini mampu memboyong piala sebagai juara umum dalam lomba seni tradisional. Predikat yang berhasil diraihnya adalah penyaji terbaik, penata musik atau aransemen terbaik, dan materi terbaik. Sehingga Nganjuk berpredikat sebagai juara umum. Bambang Suharto mengaku keberhasilan regunya menurut pendapat para dewan pengamat, karena ada sinkronisasi antara tembang tradisional dengan diskripsi, serta aransemen. Pada hal diakuinya untuk mengemas siswanya tampil ke Jatim sangat mendadak. Pasalnya, semula belum ada petunjuk jumlah tiap regunya. Karenanya, lanjut Bambang, pada saat penyisihan di Nganjuk 12 Juni lalu, pihaknya mengemas dengan menampilkan 15 anak termasuk vokalis. Ketika itu hanya diikuti 9 sekolah yaitu SMP 4, SMP 3 Nganjuk, SMP Wilangan, SMP Bagor, SMP Rejoso, SMP Gondang, SMP2 Tanjunganom , SMP 2 Prambon. Satu peserta mengundurkan diri. Pada babak seleksi di Nganjuk, juara 1 SMP4, juara 2 SMP Wilangan. Namun, akhirnya pihak panitia Jawa Timur menurunkan pengumuman jumlahnya maksimal 5 anak. Hal inilah yang membuat tim pembina harus bekerja ekstra keras, baik melatih vokal, pengiring hingga menyusun aransemen.

Akhirnya para seniman cilik asal SMP 4 Nganjuk sepakat tampil berlaga menghadapi seniman lain se Jatim . Siswa yang kami tampilkan adalah Ratih sebagai vokalis, Hafid, Sobirin, Galih, dan Farid, lanjut Bambang yang juga anggota PEPADI Nganjuk. Saat tampil di Jatim membawakan lagu dolanan berjudul Ilir-Ilir dengan iringan Mung Dhe. Masih menurut Bambang, lagu dolanan tersebut cocok untuk segala situasi. Mulai sebagai sarana dakwah para Wali, hingga era sekarang baik sebagai media pembangunan maupun pendidikan. Sementara untuk jenis iringannya sendiri mengambil seni khas asal Desa Garu Kec. Baron yaitu kesenian Mung Dhe. Berdasarkan cerita kesenian itu bermula dari prajurit Diponegoro yang sempat tersebar akibat serangan kompeni. Kemudian menyamar menjadi warga biasa di desa Garu. Namun jiwa keprajuritannya tetap berkobar, sehingga tetap ingin berlatih perang. Guna menyamarkan, latihan itu dikemas dalam sebuah pertunjukan seni sederhana yang hanya menggunakan iringan Kenong dan Jedor.

Sekedar diketahui bahwa pada pelaksanaan Festival dan Lomba Senin Siswa Nasional di Jatim, Kabupaten Nganjuk mengikut sertakan semua jenis lomba. Informasinya selain meraih juara bidang seni tradisional, juga meraih juara kedua lomba seni lukis dan juara ketika seni kriya. Untuk story telling, yang juga menyertakan siswa SMP 4, berhasil masuk sepuluh besar pada urutan kedelapan.

Dengan kejuaraan yang berhasil diraihnya itu, apakah SMP 4 Nganjuk akan menjadi dutanya Jawa Timur ke kancah nasional ? Baik Bambang maupun Dyah Anik belum bisa memberi jawaban pasti.


Tidak ada komentar: